Wednesday, October 1, 2014

Lost in Paris! - My favorite thing is to go where i've never been

Udah hari Jumat, 26 September 2014. Itu artinya sisa 3 hari lagi untuk gue berada disini. Pagi itu dengan kegiatan yang sama, ditambah dengan memikirkan dimana gue harus sholat Jumat. Mungkin, bisa aja gue sholat jumat di KBRI, karena disana mengadakan sholat Jumat. Tapi gue rasa sayang, gue iudah jauh kesini, gue seorang muslim, kenapa gak sekalian gue menelusuri jejak-jejak Islam yang ada di sini? Setelah googling, gue menemukan 1 Masjid terbesar di Paris, atau mungkin di Perancis bernama Grande Mosquee de Paris. Gak perlu pake pikir panjang, karena emang pikiran gue pendek dan sempit juga sih, gue langsung cari lokasi dan jarak masjid itu dari tempat gue stay, sampai ke masjid itu berada. Setelah gue cari, ternyata gue harus menempuh 90-105 menit kurang lebihnya hampir 2 jam dengan berjalan kaki. Dengan semangat yang menggebu-gebu, gue berangkat dari apartemen jam 10 pagi, karena gak mau telat. Diperjalanan semua terasa biasa aja, nggak ada yang aneh dan ngeganggu kayak biasanya. 1 jam 45 menit berlalu akhirnya gue sampe juga di masjid yang katanya terbesar di kota ini. Dari luar terlihat biasa dan gak ada istimewanya, tapi bukan itu yang gue cari, pengalaman dan pengetahuan yamg gue cari tentang Islam sebagai kaum minoritas yang ada disini, di kota mode, sekaligus kota 1000 gereja.


Pada saat itu gue sempet bingung dimana pintu masuknya, dan kenapa ada polisi yang ngejagain didepan? Apakah akan terjadi terorisme? Pengeboman? Atau apa? Allahualam lah, kalo ampe kejadian apa-apa yang penting gue udah dimesjid dan mau sholat. Setelah masuk melalui pintu yang ada disamping, tepatnya dekat dengan tower masjid.


Terus dimana tempat wudhunya? gue makin bingung. Setelah mencari-cari akhirnya ketemu juga. Udah lumayan terlihat beberapa orang dari berbagai negara yang mengambil wudhu, tempat wudhunya pun terbilang kecil untuk masjid yang katanya terbesar ini. Dan setiap ada yang masuk ke ruang wudhu itu pasti mengucapkan Assalamualaikum, dan gue malah gak ngucapin itu. 



Wajah-wajah mereka terlihat benar-benar Islam, gak kaya muka berandal gue yang lusuh kucel kumel yang keliatan islam KTP. Dan disini, mereka biasanya mengambil wudhu terlebih dahulu, baru memasuki tempat ibadah. Jadi gue masih menggunakan sepatu ke tempat wudhu, setelah wudhu gue masih harus pake sepatu lagi dan masuk wilayah masjid. Gue mencari tempat penitipan sepatu dan ternyata gak ada. Dimana kita bisa nyimpen sepatunya? Gue sempat membaca di artikel orang, kalau kita menyimpan sepatunya di dalam masjid, diruangan tempat kita ibadah, agak aneh sebenernya. Setelah masuk kedalam ternyata memang benar, di samping-samping tempat ibadah itu tersedia rak-rak sepatu dan sandal, disini pun gak ada batas suci, asalkan jangan menginjak karpet atau tiker yang udah digelar menggunakan alas kaki. Karena suhu yang dingin, kurang lebih 10-13 derajat pada saat itu. Jamaah sholat jumat kebanyakan masih menggunakan kaos kakinya karena dingin, mesjid ini juga termasuk tertutup, beda dengan mesjid di Indonesia yang terbuka. Mungkin supaya nggak panas, tapi kalau disini semua tertutup, dan mungkin supaya gak terlalu dingin. 



Setelah sedikit mengambil gambar, gue masuk ke masjid dan mulai menunggu sholat jumat yang katanya akan dimulai sekitar jam 13.30. Ketika menunggu ada seseorang yang sholat di samping gue dan menitipkan tas ranselnya di gue. Setelah dia selesai solat sunnah, kita berbincang sedikit. Dan untungnya dia bisa bahasa inggris. Ternyata dia orang berkebangsaan Al-Jazair yang akan stay di Paris 15 hari. Al-Jazair adalah penduduk Islam terbanyak yang ada di negara ini. dan total penduduk Islam yang ada di negara ini hanyalah 4% dan terus berkembang. Setelah berbincang-bincang, sambutan dari orang masjid pun dimulai. Dia menggunakan bahasa Perancis bercampur Arab ayat Al-Quran. Karena gue keliatan bingung dengan mulut nganga dan tablo bingung. Lelaki disamping gue membantu menterjemahkan apa yang sedang dibicarakan menggunakan bahasa inggris,”He said about 5 basics of Islam” itu yang dia bilang, awalnya gue kira ini udah mulai khotbah. Ternyata ini cuma sekedar  sambutan, terbilang sangat lama dan terdengar seperti khotbah. Karena panjang dan lama. Setelah sambutan selesai, ada seseorang yang berdiri dan Adzan, akhirnya setelah sekian lama di Paris untuk pertama kalinya ngedengerin adzan berkumandang. Setelah adzan ternyata masih disambung sama kata sambutan dari orang masjid tadi. Kemudian entah apa yang dibicarakan, datanglah khotib sekaligus imam ke depan jamaah, yang kemudian naik ke atas mimbar yang letaknya kurang lebih 20 kaki di atas dengan menaiki tangga. 


Kali ini khotib menggunakan bahasa Arab, dan total gue nggak ngerti. Meskipun sesekali masih dibantu oleh laki-laki disamping gue tadi. Setelah itu adzan yang kedua, dilanjutkan 2 kali khotbah dan sholat pun dimulai.  dan menurut informasi yang gue baca, masjid ini diresmikan tahun 1926, sebagai bentukk toleransi beragama, ternyata masjid ini udah terhitung lama dan tua. Setelah selesai sholat gue terpisah sama teman yang baru gue kenal tadi. Akhirnya gue keluar, pakai sepatu dan mau ketempat-tempat wisata lagi. Pas sampe depan pintu terlihat antrian yang panjang banget untuk keluar dari masjid. Ketika gue ngantri untuk keluar, dari belakang ada yang berkata, “Hey, my friend”, reflek langsung gue sapa balik orang itu yang ternyata laki-laki yang udah ngebantu gue tadi. Gue langsung bilang “thankyou so much for helping me to translate it” karena gue belom sempet bilang terimakasih sebelumnya. Kemudian kita resmi kenalan, dengan bertukar facebook. Nama facebook dia Hocine Ing. Dia merupakan mahasiswa teknik sipil di negaranya. Setelah sampe didepan pintu keluar masjid, ternyata lagi ada demonstrasi. Entah apa dan siapa yang mereka demokan, gue langsung pamit ke temen baru gue tadi kareana keburu parno duluan kalo gue bakal ditanya polisi, sementara gue gak punya passport, jadi gue melanjutkan perjalanan.

Kembali melihat peta, dan tempat wisata yang terdekat dari sini adalah Cathedrale Notre-Dame de Paris, sebuah gereja yang terkenal, langsung deh gue kesana, karena memang tempat ini juga jadi rekomendasi dari temen gue. Katanya sih bagus. Sambil berjalan dan berjalan, didepan mata gue keliatan sebuah jembatan yang ramai, tapi tunggu kenapa orang-orang nundukin badan dijembatan itu? Apakah mereka penyembah jembatan? Atau mereka punya agama jembatan? Setelah semakin dekat ternyata ini adalah Pont-Saint Louis, yaitu jembatan dengan gembok-gembok cinta


Gembok aja gak punya, apalagi cinta. jadi memang banyak pasangan dari semua negara yang berkunjung kesini untuk menuliskan nama mereka berdua, trus dipasang dijembatan dan koncinya dibuang, katanya sih biar nyatu terus gak putus-putus, hm. Dari jembatan ini udah terlihat dengan jelas wujud dan rupa dari Cathedrale Notre-Dame de Paris, gereja tua yang menurut gue sangat bagus dari segi bangunannya. Kayak gereja yang ada di film-film. Tentunya gue cuma mau ngambil foto, 


setelah itu gue kembali melanjutkan perjalanan ke Jardin du Luxembourg, ini adalah sebuah taman yang katanya mirip sama Central Park di USA. Rekomendasi juga dari temen gue. Dan............................


banyak bunga bungaaaa, bunga bungaaaa, kis kis from Paris, Perancis. Untung Syahrini gak kesini ya. Ternyata emang bener ini taman bagus banget, ada pohon yang sengaja dibentuk kotak-kotak, banyak arena olahraga terutama tenis. Oh iya, yang gue liat selama di Paris, ternyata orang sini cinta banget sama kesehatan mereka. Hampir disetiap jalan gue ngeliat ada bule jogging, hampir dimanapun. 

Setelah menikmati keindahan taman, gue akhirnya memutuskan untuk balk, karena kelewat capek hari ini. Dan cuaca hari ini terbilang panas. Gawatnya adalah ketika gue jalan balik dengan perjalanan gue yang jauh itu, dan gue gak apal jalan balik, batre tablet gue untuk ngeliat penunjuk arah jalan pulang udah low-battery. Karena gue gak mau semakin konyol disini, akhirnya gue lari untuk mempersingkat waktu, paraaaah capeknya parah. Sampe akhirnya tab gue mati dan gue sedikit nyasar. Tapi gue gak keilangan akal, gue langsung ngeliat ke sekeliling dimana Eiffel Tower berada. Karena dengan gitu gue bisa tau dimana apartemen tempat gue stay itu. Setelah ketemu Eiffel Tower dan menelusuri jalan, akhirnya gue bisa pulang dengan lidah menjulur panjang karena keausan. Gue berharap, Insya Allah langkah gue ke Masjid pada hari itu dapat digantikan oleh Tuhan dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. :)

1 comment:

  1. sebenarnya emang kalo mau shalat sih, ada aja jalan yg dimudahkan oleh Allah. Sewaktu saya ke Jepang bulan Maret kemarin, teman saya juga mau shalat Jumat. Dia mencari mesjid habis2an di area Asakusa dan ketemu. Malah nemu Islamic Centernya.

    ReplyDelete