Udah hari Jumat, 26 September 2014. Itu artinya sisa 3 hari
lagi untuk gue berada disini. Pagi itu dengan kegiatan yang sama, ditambah
dengan memikirkan dimana gue harus sholat Jumat. Mungkin, bisa aja gue sholat
jumat di KBRI, karena disana mengadakan sholat Jumat. Tapi gue rasa sayang, gue
iudah jauh kesini, gue seorang muslim, kenapa gak sekalian gue menelusuri
jejak-jejak Islam yang ada di sini? Setelah googling, gue menemukan 1 Masjid
terbesar di Paris, atau mungkin di Perancis bernama Grande Mosquee de Paris. Gak perlu pake pikir panjang, karena emang
pikiran gue pendek dan sempit juga sih, gue langsung cari lokasi dan jarak
masjid itu dari tempat gue stay, sampai ke masjid itu berada. Setelah gue cari,
ternyata gue harus menempuh 90-105 menit kurang lebihnya hampir 2 jam dengan
berjalan kaki. Dengan semangat yang menggebu-gebu, gue berangkat dari apartemen
jam 10 pagi, karena gak mau telat. Diperjalanan semua terasa biasa aja, nggak
ada yang aneh dan ngeganggu kayak biasanya. 1 jam 45 menit berlalu akhirnya gue
sampe juga di masjid yang katanya terbesar di kota ini. Dari luar terlihat
biasa dan gak ada istimewanya, tapi bukan itu yang gue cari, pengalaman dan
pengetahuan yamg gue cari tentang Islam sebagai kaum minoritas yang ada disini,
di kota mode, sekaligus kota 1000 gereja.
Pada saat itu gue sempet bingung dimana pintu masuknya, dan
kenapa ada polisi yang ngejagain didepan? Apakah akan terjadi terorisme? Pengeboman?
Atau apa? Allahualam lah, kalo ampe kejadian apa-apa yang penting gue udah
dimesjid dan mau sholat. Setelah masuk melalui pintu yang ada disamping,
tepatnya dekat dengan tower masjid.
Terus dimana tempat wudhunya? gue makin bingung. Setelah
mencari-cari akhirnya ketemu juga. Udah lumayan terlihat beberapa orang dari
berbagai negara yang mengambil wudhu, tempat wudhunya pun terbilang kecil
untuk masjid yang katanya terbesar ini. Dan setiap ada yang masuk ke ruang
wudhu itu pasti mengucapkan Assalamualaikum, dan gue malah gak ngucapin itu.
Wajah-wajah
mereka terlihat benar-benar Islam, gak kaya muka berandal gue yang lusuh kucel kumel
yang keliatan islam KTP. Dan disini, mereka biasanya mengambil wudhu terlebih
dahulu, baru memasuki tempat ibadah. Jadi gue masih menggunakan sepatu ke
tempat wudhu, setelah wudhu gue masih harus pake sepatu lagi dan masuk wilayah
masjid. Gue mencari tempat penitipan sepatu dan ternyata gak ada. Dimana kita
bisa nyimpen sepatunya? Gue sempat membaca di artikel orang, kalau kita
menyimpan sepatunya di dalam masjid, diruangan tempat kita ibadah, agak aneh
sebenernya. Setelah masuk kedalam ternyata memang benar, di samping-samping
tempat ibadah itu tersedia rak-rak sepatu dan sandal, disini pun gak ada batas
suci, asalkan jangan menginjak karpet atau tiker yang udah digelar menggunakan
alas kaki. Karena suhu yang dingin, kurang lebih 10-13 derajat pada saat itu. Jamaah
sholat jumat kebanyakan masih menggunakan kaos kakinya karena dingin, mesjid
ini juga termasuk tertutup, beda dengan mesjid di Indonesia yang terbuka. Mungkin
supaya nggak panas, tapi kalau disini semua tertutup, dan mungkin supaya gak
terlalu dingin.
Setelah sedikit mengambil gambar, gue masuk ke masjid dan mulai
menunggu sholat jumat yang katanya akan dimulai sekitar jam 13.30. Ketika
menunggu ada seseorang yang sholat di samping gue dan menitipkan tas ranselnya
di gue. Setelah dia selesai solat sunnah, kita berbincang sedikit. Dan untungnya
dia bisa bahasa inggris. Ternyata dia orang berkebangsaan Al-Jazair yang akan
stay di Paris 15 hari. Al-Jazair adalah penduduk Islam terbanyak yang ada di negara ini. dan total penduduk Islam yang ada di negara ini hanyalah 4% dan terus berkembang. Setelah berbincang-bincang, sambutan dari orang masjid
pun dimulai. Dia menggunakan bahasa Perancis bercampur Arab ayat Al-Quran. Karena gue keliatan bingung dengan mulut nganga dan tablo bingung. Lelaki disamping gue membantu
menterjemahkan apa yang sedang dibicarakan menggunakan bahasa inggris,”He said
about 5 basics of Islam” itu yang dia bilang, awalnya gue kira ini udah mulai
khotbah. Ternyata ini cuma sekedar sambutan, terbilang sangat lama dan terdengar
seperti khotbah. Karena panjang dan lama. Setelah sambutan
selesai, ada seseorang yang berdiri dan Adzan, akhirnya setelah sekian lama di
Paris untuk pertama kalinya ngedengerin adzan berkumandang. Setelah adzan
ternyata masih disambung sama kata sambutan dari orang masjid tadi. Kemudian entah
apa yang dibicarakan, datanglah khotib sekaligus imam ke depan jamaah, yang
kemudian naik ke atas mimbar yang letaknya kurang lebih 20 kaki di atas dengan
menaiki tangga.
Kali ini khotib menggunakan bahasa Arab, dan total gue nggak
ngerti. Meskipun sesekali masih dibantu oleh laki-laki disamping gue tadi. Setelah
itu adzan yang kedua, dilanjutkan 2 kali khotbah dan sholat pun dimulai. dan menurut informasi yang gue baca, masjid ini diresmikan tahun 1926, sebagai bentukk toleransi beragama, ternyata masjid ini udah terhitung lama dan tua. Setelah
selesai sholat gue terpisah sama teman yang baru gue kenal tadi. Akhirnya gue
keluar, pakai sepatu dan mau ketempat-tempat wisata lagi. Pas sampe depan pintu
terlihat antrian yang panjang banget untuk keluar dari masjid. Ketika gue
ngantri untuk keluar, dari belakang ada yang berkata, “Hey, my friend”, reflek
langsung gue sapa balik orang itu yang ternyata laki-laki yang udah ngebantu
gue tadi. Gue langsung bilang “thankyou so much for helping me to translate it” karena gue belom sempet bilang terimakasih sebelumnya. Kemudian kita resmi kenalan, dengan bertukar facebook. Nama facebook dia
Hocine Ing. Dia merupakan mahasiswa teknik sipil di negaranya. Setelah sampe
didepan pintu keluar masjid, ternyata lagi ada demonstrasi. Entah apa dan siapa
yang mereka demokan, gue langsung pamit ke temen baru gue tadi kareana keburu parno duluan kalo gue bakal ditanya polisi, sementara gue gak punya passport, jadi gue melanjutkan
perjalanan.
Kembali melihat peta, dan tempat wisata yang terdekat dari sini adalah Cathedrale Notre-Dame de Paris, sebuah gereja yang terkenal, langsung deh gue kesana, karena memang tempat ini juga jadi rekomendasi dari temen gue. Katanya
sih bagus. Sambil berjalan dan berjalan, didepan mata gue keliatan sebuah
jembatan yang ramai, tapi tunggu kenapa orang-orang nundukin badan dijembatan
itu? Apakah mereka penyembah jembatan? Atau mereka punya agama jembatan? Setelah
semakin dekat ternyata ini adalah Pont-Saint
Louis, yaitu jembatan dengan gembok-gembok cinta
Gembok aja gak punya, apalagi cinta. jadi memang banyak pasangan dari semua negara yang berkunjung kesini untuk menuliskan nama mereka berdua, trus dipasang dijembatan dan koncinya dibuang, katanya sih biar nyatu terus gak putus-putus, hm. Dari jembatan ini
udah terlihat dengan jelas wujud dan rupa dari Cathedrale Notre-Dame de Paris, gereja tua yang menurut gue sangat
bagus dari segi bangunannya. Kayak gereja yang ada di film-film. Tentunya gue cuma
mau ngambil foto,
setelah itu gue kembali melanjutkan perjalanan ke Jardin du Luxembourg, ini adalah sebuah
taman yang katanya mirip sama Central Park di USA. Rekomendasi juga dari temen
gue. Dan............................
banyak bunga bungaaaa, bunga bungaaaa, kis kis from Paris, Perancis. Untung
Syahrini gak kesini ya. Ternyata emang bener ini taman bagus banget, ada pohon
yang sengaja dibentuk kotak-kotak, banyak arena olahraga terutama tenis. Oh iya,
yang gue liat selama di Paris, ternyata orang sini cinta banget sama kesehatan
mereka. Hampir disetiap jalan gue ngeliat ada bule jogging, hampir dimanapun.
Setelah
menikmati keindahan taman, gue akhirnya memutuskan untuk balk, karena kelewat
capek hari ini. Dan cuaca hari ini terbilang panas. Gawatnya adalah ketika gue jalan balik dengan perjalanan gue
yang jauh itu, dan gue gak apal jalan balik, batre tablet gue untuk ngeliat
penunjuk arah jalan pulang udah low-battery. Karena gue gak mau semakin konyol
disini, akhirnya gue lari untuk mempersingkat waktu, paraaaah capeknya parah. Sampe
akhirnya tab gue mati dan gue sedikit nyasar. Tapi gue gak keilangan akal, gue
langsung ngeliat ke sekeliling dimana Eiffel Tower berada. Karena dengan gitu
gue bisa tau dimana apartemen tempat gue stay itu. Setelah ketemu Eiffel Tower
dan menelusuri jalan, akhirnya gue bisa pulang dengan lidah menjulur panjang
karena keausan. Gue berharap, Insya Allah langkah gue ke Masjid pada hari itu
dapat digantikan oleh Tuhan dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. :)
sebenarnya emang kalo mau shalat sih, ada aja jalan yg dimudahkan oleh Allah. Sewaktu saya ke Jepang bulan Maret kemarin, teman saya juga mau shalat Jumat. Dia mencari mesjid habis2an di area Asakusa dan ketemu. Malah nemu Islamic Centernya.
ReplyDelete